Tak ada penduduk Jeddah yang dapat membayangkan berbuka puasa tanpa sajian Balila dari pasar tua Jalan Qabil. Sepanjang Ramadan, tak seorang penduduk negeri Hijaz yang melewatkan waktu berbuka dengan Balila, meski hanya seporsi kecil.
Makanan khas Jeddah ini telah ada sejak ratusan tahun lalu. Balila terdiri dari kacang lentil atau kacang garbanzo dengan ragam rempah-rempah dan saus.
Matouk Al-Sharif, lelaki 60 tahun yang berjualan selama 25 tahun di kawasan ini, mengaku mempertahankan resep balila yang diturunkan dalam keluarga dari generasi ke generasi.
Warisan tradisi Balila dengan rasa segar diakuinya menjadi incaran berbuka puasa bagi penduduk saban petang. Kacang garbanzo yang telah direbus selama delapan jam dan dicuci, dicampur bersama berbagai jenis rempah, cuka, serta torshi, yakni campuran mentimun dengan sumac, garam dan air jeruk nipis.
Dikutip dari Saudi Gazette, menjual Balila tak bisa sembarangan. Sang penjual dengan sorban khas akan menawarkan Balila sembari menyanyikan lagu-lagu tradisional tentang kelezatan makanan satu ini. Saat Ramadan, kunjungan pelancong meningkat yang akan diikuti meningkatnya permintaan Balila beberapa kali dibanding hari biasa.