Filipina berambisi menganti jutaan becak berbahan bakar bensin menjadi becak listik. Tindakan ini guna membersihkan sistem transportasi massa berpolusi negara itu.
Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan, langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah, menggantikan 20.000 becak yang ada di seluruh ibu kota Manila. Kemudian, proyek ini akan meluas ke seluruh negara.
Skema ini diharapkan mampu membuat negara itu berhemat puluhan juta dolar tiap tahunnya.
"Proyek ini merupakan rencana ambisius beberapa tahun guna menghentikan penggunaan bensin dan disel pada kendaraan umum serta mendorong penggantian ke bahan bakar alternatif seperti gas alam, listrik dan mesin hibrida," paparnya.
Aquino tak memberi jadwal pasti program itu namun sebanyak 20 unit becak listrik telah melaju di pinggiran Manila. Asian Development Bank (ADB) yang mendanai tahap awal proyek ini mengatakan, emisi sektor transportasi menyumbang 30% polusi Filipina.
Di Manila, emisi kendaraan terhitung menyumbang 80% polusi. "Transportasi umum merupakan penyumbang besar, terutama becak, jeepney dan bis," imbuhnya.
Spesialis energi ADB Sohail Hasnie mengatakan, lebih dari 3,5 juta becak beroperasi di Filipina.
Becak itu menghasilkan 10 ton karbon dioksida dan membakar hampir lima miliar dolar bahan bakar pertahun.
"Tiap 20.000 becak listrik akan menyelamatkan 100.000 liter bahan bakar impor Filipina dan menghemat US$35 juta (Rp303 miliar),” paparnya.
Meski becak listrik yang menggunakan baterai lithium ion lebih mahal, namun sebenarnya becak konvensional dua kali lebih mahal untuk operasi jangka panjang, lanjutnya.