Studi genetika orang-orang Yahudi selalu menarik bagi peneliti. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka berbagi kaitan genetik di seluruh dunia. Berbagai komunitas Yahudi yang berbeda di seluruh dunia berbagi lebih dari sekadar praktik agama atau budaya karena mereka juga memiliki kesamaan genetika yang kuat. Namun, analisis juga menunjukkan adanya hubungan genetik yang erat dengan orang-orang Palestina dan Italia.
Selain itu, juga ditemukan hubungan genetik yang kuat terhadap kelompok-kelompok non-Yahudi tetangga genetik terdekat di sisi Eropa yaitu Italia dan di sisi Timur Tengah yaitu Druze, Bedouin (Badui) dan Palestina.
Peneliti di New York dan Tel Aviv melakukan analisis lebar genome pada 237 individu dari tujuh komunitas Yahudi mapan di seluruh dunia dari Iran, Iraq, Italia, Yunani, Turki, Suriah dan Eropa Timur. Tim ini kemudian membandingkan profil genetik terhadap orang-orang non-Yahudi di wilayah geografis yang sama berdasarkan data dari Human Genome Diversity Project (sebuah database informasi genomika untuk individu dari populasi di seluruh dunia). Setiap kelompok Yahudi secara genetis berbeda, tetapi juga memiliki sulaman gen yang sama dengan apa yang disebut peneliti sebagai "genetic thread".
"Terjadi bolak-balik dalam diskusi ini selama satu abad atau lebih, bagaimana orang-orang ini dalam genome?" kata Harry Ostrer, genetikawan dari New York University. Temuan baru menunjukkan bahwa "tampaknya tidak ada akar genetik untuk Yahudi". Beberapa penelitian dalam dekade terakhir telah melihat genetika populasi Yahudi menggunakan sejumlah kecil individu atau berfokus pada cetak DNA mitokondria (diturunkan secara maternal) atau pada kromosom Y (diwarisi secara paternal).
Identifikasi ikatan genetik dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Juni American Journal of Human Genetics, konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya "tetapi saya mengatakan bahwa studi ini pertama kali menempatkan segala sesuatu bersama-sama ke dalam sebuah deskripsi besar dengan melihat sejumlah besar situs dalam genome nuklea," kata Sarah Tishkoff, genetikawan manusia dari University of Pennsylvania di Philadelphia.
Para peneliti menganalisis perbedaan satu huruf dalam genome yang disebut single nucleotide polymorphisms, suatu segmen DNA bersama di antara kelompok-kelompok Yahudi yang berbeda, serta terhapus atau terjadi diduplikasi membentang pada DNA yang disebut copy-number variants. Meskipun kelompok-kelompok memiliki kesamaan genetik yang kuat, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda pada pencampuran genetik populasi non-Yahudi di dekatnya. Masyarakat Yahudi dengan genetik paling berbeda dibandingkan baik dengan kelompok Yahudi lain dan non-Yahudi terdekat seperti orang-orang dari Iran dan Irak.
Hasil penelitian ini memberikan dasar genetik untuk mengkonfirmasikan teori asal-usul Yahudi dan sejarahnya, kata Ostrer. Selama ini satu teori mengatakan bahwa orang-orang Yahudi Ashkenazi (keturunan Eropa timur) sebagian besar diturunkan dari Khazar di Eropa Timur yang masuk agama Yahudi, tetapi kedekatan genetik antara Yahudi Ashkenazi dan Yahudi non-Eropa lain tidak mendukung teori ini.
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana genetika dapat mencerminkan sejarah, termasuk penyebaran penduduk Yahudi di seluruh Timur Tengah dan Eropa. "Kami benar-benar melihat kejadian diaspora Yahudi pada genome orang Yahudi," kata Ostrer.
Para peneliti memperkirakan bahwa perpisahan genetik antara Yahudi Timur Tengah dan Yahudi Eropa terjadi pada sekitar 100-150 generasi yang lalu atau 2.500 tahun yang lalu ketika masyarakat Yahudi berdiri di Persia dan Babylon. Tim peneliti juga melacak tingkat tinggi pencampuran genetik antara Yahudi Ashkenazi dan non-Yahudi dekat untuk masa yang lebih baru yaitu berhubungan dengan periode antara awal abad ke-15 dan awal abad ke-19 ketika penduduk Yahudi di Eropa membengkak dari sekitar 50.000 hingga 5 juta.
Tetapi membangun sebuah timeline berdasarkan analisis genetik adalah pekerjaan rumit. "Terlalu banyak asumsi yang anda buat. Saya tidak berpikir memiliki resolusi genetika untuk waktu dan peristiwa," kata David Goldstein, genetikawan dari Duke University di Durham, North Carolina. Pertanyaan menggoda bahwa studi tidak pada alamatnya tentang penjelasan historis bagi genetika bersama di antara kelompok-kelompok Yahudi, kata Goldstein.
Meskipun poin data ke asal leluhur secara umum di Timur Tengah, rincian lebih lanjut (seperti kapan dan berapa banyak populasi yang berbeda bercampur) tidak mungkin dikumpulkan. "Tingkat resolusi ini tidak ada," kata Goldstein.
Ostrer mengatakan bahwa para peneliti akan memperluas analisis mereka pada populasi yang lebih. Mereka juga berharap untuk menerapkan hasil temuan penelitian di bidang medis dengan memfokuskan pada beberapa penanda genetik bersama yang telah diidentifikasi.