Photobucket

Megalara Garuda Spesies Tawon Monster


Pada tahun 2011, ilmuwan berhasil menemukan spesies tawon monster di Sulawesi lewat ekspedisi Mekongga. Dalam publikasi terbaru di jurnal Zookeys, ilmuwan akhirnya mendeskripsikan tawon itu sebagai spesies sekaligus genus tawon baru, bernama Megalara garuda.

Ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terlibat dalam penemuan tersebut. Beserta ilmuwan dari Indonesia, turut serta Lynn S Kimsey dari University of California, Davis, Amerika Serikat, serta Michael Ohl dari Museum fur Naturkunde, Jerman.

Megalara garuda memiliki ciri khas berupa rahang yang begitu besar, lebih panjang dari kaki depannya. Ilmuwan menduga rahang besar itu berperan dalam pertahanan dari predator dan reproduksi. Karena rahang besar inilah, Megalara garuda disebut tawon monster.


Nama genus Megalara diambil dari kata "Mega" yang berarti besar dan "Dalara" yang merupakan genus lain dengan ciri paling mirip. Tawon penggali ini dikategorikan dalam genus berbeda sebab ciri-cirinya tak masuk dalam genus Dalara.

Megalara memiliki keunikan berupa ruang malar atau area antara mata hingga rahang bawah yang besar. Pada genus lain, malar sempit bahkan kadang malah tidak ada. Ciri khas lain adalah adanya rambut halus dan pendek berwarna hitam.

Penamaan spesies dengan lambang negara Indonesia sendiri sudah direncanakan sejak penemuan tawon monster. Akhirnya, nama garuda yang dimaknai sebagai raja burung dalam mitologi Hindu benar-benar diberikan. Megalara garuda menjadi "raja tawon" yang nyata.

Megalara garuda berukuran antara 25-34 mm. Karena belum pernah dijumpai dalam keadaan hidup, maka masih banyak hal yang belum diketahui tentang serangga ini. Banyak penelitian masih harus dilakukan.

Sejauh ini baru diketahui bahwa serangga ini membunuh mangsa dengan menyengat. Dengan ukuran jantan yang lebih besar dari betina, ilmuwan menduga bahwa pejantan memegang si betina selama kawin.